Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 22 Maret 2012

Dari Batu Karang Sphinx hingga Seruling Laut

Meskipun belum terkenal, Pantai Klayar adalah sebuah pantai yang sangat indah dan eksotik. Se-eksotik apa sih? Well, walau enggan mengakuinya, menurut YogYES Pantai Klayar ini lebih eksotis daripada Parangtritis, pantai paling terkenal di Jogja.
Klayar terletak kurang lebih 45 km sebelah barat Pacitan dan dapat dicapai dengan sepeda motor ataupun mobil. Perjalanan menuju ke sana adalah sebuah tantangan tersendiri yang akan memacu adrenalin karena jalan yang sempit dan rusak di beberapa bagian, kelokan tajam serta rute naik turun perbukitan. Ada beberapa ruas dengan tanjakan dan turunan cukup ekstrim. Namun demikian, keindahan pemandangan bukit dan lembah hijau akan menemani sepanjang perjalanan.
Pantai ini masih sangat sepi. Jika datang bukan pada hari libur, Anda hanya akan menemukan beberapa nelayan yang sedang memancing. Hamparan pasir putih membentang dengan ombak sejernih kristal memecah di bibir pantai, diapit bukit karang di kanan dan kirinya. Anda bisa naik ke bukit karang di sebelah kanan dan menikmati pemandangan landscape Klayar yang indah dari sebuah gardu pandang.
Puas menikmati Klayar dari atas, berjalan-jalan menyusuri pasirnya yang putih menjadi pilihan yang paling pas. Berjalan ke arah timur, Anda akan bertemu dengan sebuah sungai kecil yang mengalir membelah pantai untuk kemudian menyatu dengan air laut. Menyeberangi sungai ini menjadi sensasi tersendiri yang mengasyikkan. Di beberapa titik kedalamannya mencapai paha orang dewasa. Tidak jauh dari muara ini, sungai lain yang lebih kecil namun tidak kalah cantik mengalir tenang membentuk muara yang kedua. Dasarnya berpasir hitam dengan garis-garis pasir putih yang terbawa dari pantai. Di ujung timur Anda akan disapa oleh sebuah laguna yang jelita. Diapit 2 gugusan batu karang, laguna ini terlihat indah dengan gulungan ombak jernih yang menghantam dinding karang dan kemudian memecah dan berputar di hamparan pasir putih. Laguna kecil ini memang mempesona dan membuat betah berlama-lama duduk santai memandangnya. Ombak berkali-kali menghempas batu karang dengan kuatnya dan menimbulkan efek air terjun di dindingnya dengan buih-buih putih yang cantik.
Batu-batu karang menjulang tinggi di sebelah timur laguna. Salah satunya kalau diperhatikan mirip dengan bentuk Sphinx. YogYES sempat memotretnya dan menunjukkannya kepada seorang teman yang berasal dari Mesir. Dia pun mengakui kemiripan ini. Menjelajahi area karang di belakangnya, terlihat beberapa lubang kecil berisi air yang nampaknya menjadi rumah bagi kepiting-kepiting kecil. Nun jauh di sebelah kanan, nampak bukit karang dengan terowongan alami di bawahnya.
Jangan kaget ketika di belakang Anda tiba-tiba sebuah air mancur menyembur ke atas. Lagi-lagi sebuah fenomena alam luar biasa. Ada sebuah celah di batu karang ini. Ketika ombak datang dengan cukup deras, sebagian airnya masuk ke bawah batu dan menyembur ke atas seolah sebuah air mancur raksasa yang bisa mencapai ketinggian hingga 10 meter. Air mancur ini juga disertai dengan suara mirip siulan sehingga sering disebut sebagai seruling laut.
Ingin berlama-lama menikmati keeksotisan Klayar? Anda bisa mencoba spot favorit YogYES. Naik ke pinggang batu karang sphinx yang cukup lebar dan duduk di sana sambil menikmati gulungan ombak laguna dengan efek air terjunnya di sebelah kanan, air mancur alami di sebelah kiri, karang bolong nun jauh di sana, dan bentangan laut sejauh mata memandang. Rebahkan tubuh dan tutuplah mata. Dengarkan laut bernyanyi untuk Anda dengan deburan ombaknya, dan Anda pasti langsung jatuh cinta.

Minggu, 19 Juni 2011

BANYAK ALAT DETEKSI TSUNAMI HILANG


REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata, membenarkan bahwa banyak alat deteksi dini peringatan bahaya tsunami yang hilang dan tidak berfungsi atau efektif.

"Alat deteksi dini bahaya Tsunami itu ada yang hilang dan ada juga yang tidak berfungsi," kata Suharna Surapranata seusai menjadi pemateri kuliah umum di Aula Barat ITB, di Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu (12/3).

Karena banyak alat deteksi dini Tsunami di Indonesia yang hilang dan tidak berfungsi, maka Kemenristek dalam waktu dekat ini akan melakukan evaluasi. "Makanya, kita akan lakukan evaluasi tentang alat deteksi dini ini," kata Menristek.

Ketika ditanyakan berapa jumlah alat deteksi dini peringatan bahaya Tsunami yang hilang dan tidak berfungsi, pihaknya tidak mengetahuinya. "Saya tidak tahu berapa jumlah yang hilang dan tidak efektif. BMKG yang tahu datanya, ujarnya.

Alvin Hidayat dari Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) beberapa waktu lalu mengatakan alat deteksi tsunami di Indonesia banyak yang tidak efektif. Meskipun, alat tersebut telah terpasang sejak 2005.

Di Banda Aceh, terdapat enam unit sirine yang tersebar di beberapa daerah dan telah dipasang. Namun, belum diketahui efektivitas pendeteksi dini tsunami sebagai alat bantu peringatan dini pada masyarakat.

Redaktur: Didi Purwadi
Sumber: Antara

Rabu, 06 Oktober 2010

Bahaya! Permukaan Laut Naik 5-10 Milimeter Per Tahun

Abrasi Air Laut

-->Bahaya akan melanda planet bumi tercinta apabila kita tidak segera bertindak. Dari hasil pemantauan di beberapa lokasi, laju kenaikan paras muka laut Indonesia mencapai 5-10 milimeter per tahun, jauh di atas perkiraan kenaikan paras muka laut global yang diperkirakan 1,5 milimeter per tahun.
Laju kenaikan rata-rata paras muka laut Indonesia itu dipengaruhi oleh enam faktor, tetapi tidak didominasi perubahan iklim. Demikian diungkapkan Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana dan Pencemaran Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Subandono Diposaptono, Selasa (15/12).
Menurut dia, data kenaikan paras muka laut di Indonesia diambil beberapa instansi. Dari pemantauan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional diperoleh data di Jakarta, Semarang, Jepara, Batam, Kupang, Biak, dan Sorong yang angkanya 5-10 mm per tahun.
Hasil penelitian Institut Teknologi Bandung memperlihatkan laju kenaikan paras laut di Belawan 7,83 mm per tahun, Jakarta 4,38 mm, Semarang 9,27 mm, dan Surabaya 5,47 mm per tahun. Pemantauan Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk Panjang, Lampung, menunjukkan laju kenaikan 4,15 mm per tahun.
Enam faktor
Menurut Subandono, kenaikan paras muka laut sebagai dampak perubahan iklim hanya dipengaruhi dua proses, yaitu pencairan es di kutub dan proses pemuaian air laut akibat pemanasan global. �Seluruhnya ada enam faktor penyebab,� katanya.
Faktor-faktor lainnya, lanjutnya, adalah meliputi dampak perubahan kerak bumi akibat aktivitas tektonik—penurunan tanah akibat gempa atau aktivitas seismik dan pemampatan tanah akibat kondisi tanah yang labil.
Selain itu, ada penurunan tanah akibat aktivitas manusia, misal pengambilan air tanah, ekstraksi gas dan minyak, atau pembebanan dengan bangunan.
�Faktor keenam, yaitu adanya variasi akibat fluktuasi iklim seperti fenomena La Nina yang membawa aliran air hangat dari Samudra Pasifik ke Indonesia,� kata Subandono. Menurut dia, enam faktor penyebab kenaikan paras muka laut itu penting diketahui untuk menetapkan agenda adaptasi dan mitigasi.
Indonesia terus mendorong perhatian dunia terhadap dampak perubahan iklim di laut. Ini ditengarai dengan makin rusaknya terumbu karang dunia ataupun ekosistem kelautan lainnya. Delegasi Indonesia untuk Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark, melalui surat elektronik menyampaikan telah menggagas kegiatan paralel Hari Kelautan (The Ocean Day) pada 14 Desember 2009, dibuka Pangeran Monako HSH Prince Albert II.
Mantan Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan DKP Indroyono Soesilo dalam kegiatan paralel itu menekankan pentingnya pengarusutamaan dimensi kelautan dalam proses negosiasi perubahan iklim global.
Menurut Indroyono, program mengatasi dampak perubahan iklim dalam kaitan pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) perlu diwujudkan secara nyata. Kegiatan paralel dihadiri sekitar 150 peserta dari 39 negara yang menaruh perhatian terhadap isu kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang perlu segera ditangani. (NAW)
Editor: jimbon
Sumber : Kompas Cetak

Selasa, 28 September 2010

Surga Di Balik Bukit



PANTAI KLAYAR : Surga Di Balik Bukit

Ungkapan di atas mungkin terasa berlebihan, tetapi maksud hati cuma ingin mengungkapkan kekaguman pada keindahan dan keasrian pantai ini. Banyak orang yang menganggap bahwa “pantai klayar bagai surga di balik bukit”, “pantai klayar merupakan pantai terindah di deretan pantai selatan”. Menurut saya sebutan tersebut tidak berlebihan, setelah pada 31 Juli 2010 kemarin, saya menginjakkan kaki di pantai ini. Hamparan pasir putih yang luas, karang menjulang tinggi nan eksotis, ombat biru yang menggulung besar, air yang bewarna biru & bersih dan sifatnya yang masih asri & alami. Mungkin kata-kata itulah yang tepat untuk menggambarkan eksotisme pantai klayar.

Pantai Klayar berada di Kabupaten Pacitan dan lokasinya dekat dengan Goa Gong. Dari Kota Solo memakan waktu 3 jam dengan kecepatan standar 60 km/h, dapat di tempuh melalui rute Solobaru-Sukoharjo-Wonogiri (dianjurkan lewat Praci karena jalannya lebih mulus)-Pacitan. Ketika memasuki wonogiri dan Pacitan akan menemui jalan dengan medan yang naik turun gunung maupun hutan dan agak sulit menemui keberadaan Pom Bensin. Sekitar 3 km sebelum pantai, jalan utama “Ampun DJ” parah banget. Aspal banyak yang terkelupas bahkan ada yang tinggal tatanan batu-batu agak besar. Jadi perlu persiapan yang ekstra untuk menaklukannya.

Kelelahan dalam perjalanan hilang dalam sekejap setelah dari kejauhan, hamparan laut biru berkilau menyambut. Sebelum mengexplore pantai klayar lebih jauh lagi, saya ingin sedikit berbagi cerita mengenai perjalanan Tour d’Pacitan. Saya ditemani Bayu MU, Teguh Juve dan Too Barca berangkat dari Kos Vegas (Base Camp AN 06 di depan UNS) jam 8 sampai di pantai pas jam 12 siang. Sebenarnya bukan waktu yang tepat, karena panasnya semakin membakar kepala yang sudah penuh dengan kata-kata skripsi. Tetapi di balik semua itu ada hikmah bagi kami, Pantai Klayar serasa jadi pantai pribadi. Explore Pantai Klayar pun dimulai. Bukannya narsis, tapi foto-foto penting banget buat dokumentasi kenang-kenangan setelah kami mungkin akan meninggalkan kebersamaan di awal tahun 2011 untuk melanjutkan masa depan masing-masing. Bagi seorang kolektor seperti Bayu dan Teguh, berburu batu pantai, batu karang dan pernik khas lainnya sangatlah penting karena nilai jualnya bisa mencapai 7 M (bercanda,,, maksudnya 7 kebahagiaan buat para kolektor). Aku dan To o Hidden mulai mengexplore mulai dari ujung barat sampai di ujung timur. Selain melewati hamparan pasir putih, juga mendaki gunung di tepi pantai. Ada hal berbeda yang belum pernah ditemui, diantara bebatuan munculah semburan air dari sebuah retakan mungkin ini karena ganasnya ombak menerjang (seperti semburan ikan paus). Air yang mengalir dari bebatuan ada juga yang berasa tawar.

Pantai Klayar menunggumu secepatnya, sebelum keasrian dan kealamian pantai ini akan berubah.

diposting ulang dari : blog aslinya

Rabu, 14 Juli 2010

DUA KABAR MENARIK PANTAI KLAYAR


Buat para maniak keindahan alam yang mau menikmati pesona luar biasa pantai Klayar sekarang jangan urungkan niatmu. Jika selama ini banyak yang mengeluhkan akses jalan masuk yang begiru sulit ( aspalnya jebol-jebol) dalam hitungan hari akan akan diperbaiki bahkan sebagian aspal hotmix.
Satu lagi,..... dulu...........klayar gak ada signal. Sbentar lagi itu akan terjawab. BTS Telkomsel sudah berdiri tinggal tunggu sesaat lagi.
Target kedua tersebut di atas dalam rangka menyambut Lebaran yg akan dat
ang ....